Waspada Malaria Pada Ibu Hamil
- klabdigitalmarketi
- 5 hari yang lalu
- 3 menit membaca

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi tantangan di Indonesia, terutama pada kelompok rentan seperti ibu hamil. Perubahan sistem imun selama kehamilan membuat ibu hamil lebih mudah terinfeksi malaria, yang dapat berdampak serius seperti anemia, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, hingga kematian ibu dan bayi.
Di Provinsi Papua, kasus malaria pada ibu hamil menunjukkan peningkatan dari 2.782 kasus pada tahun 2019 menjadi 2.816 kasus pada tahun 2020. Di Kota Jayapura, kasus serupa tercatat konsisten setiap tahun dengan persentase sekitar 0,9–1%. Kondisi ini menegaskan perlunya perhatian lebih terhadap upaya pencegahan dan pengendalian malaria pada ibu hamil di daerah endemis.
Apa itu Malaria?
Malaria adalah penyakit yang ditularkan melalui darah yang disebabkan oleh Plasmodium spp., dengan Plasmodium falciparum (P. falciparum) menjadi spesies paling mematikan (Organisasi Kesehatan Dunia [WHO],2020). Wanita hamil, terutama ibu hamil, berisiko tinggi terkena malaria berat karena P. falciparum,. Nyamuk Anopheles adalah jenis nyamuk yang menularkan malaria dari satu orang ke orang lain. Tidak semua nyamuk Anopheles menularkan malaria, tetapi jika mereka menggigit orang yang terkena malaria, mereka dapat menularkannya. Setelah mereka menggigit orang lain, siklus penyebaran malaria dari nyamuk ke manusia akan terus berlanjut.
Mengapa Ibu Hamil Rentan Terhadap Malaria?
Wanita hamil lebih rentan terkena Malaria falciparum, dan gejalanya bisa lebih berat dibandingkan wanita yang tidak hamil. Banyak parasit ditemukan di plasenta, diduga karena respon imun di area ini melemah. Selama kehamilan, sistem imun memang melemah karena tubuh ibu harus "menerima" janin yang dianggap benda asing. Hormon seperti progesteron dan kortisol turut berperan dalam menekan kerja sel imun.
Gejala malaria
Gejala utama infeksi malaria adalah demam, yang diduga berkaitan dengan pecahnya parasit di dalam sel darah (proses skizogoni) serta pelepasan sitokin atau toksin lain. Pada daerah dengan penularan tinggi (hiperendemik), penderita malaria bisa saja tidak menunjukkan gejala demam meskipun memiliki parasit dalam darah (parasitemia). Ciri khas malaria meliputi demam yang muncul secara periodik, anemia, dan pembesaran limpa (splenomegali). Gejala awal lain yang sering muncul antara lain rasa lelah, sakit kepala, nyeri otot atau tulang, kehilangan nafsu makan, dan diare ringan. Namun, keparahan gejala malaria pada ibu hamil sangat dipengaruhi oleh tingkat kekebalan tubuhnya, yang biasanya ditentukan oleh intensitas penularan malaria di daerah tempat tinggalnya.

Pencegahan Malaria pada Ibu Hamil
1. Kemoprofilaksis (pencegahan dengan obat) :
Disarankan untuk wanita hamil yang tinggal atau akan bepergian ke daerah endemis, meskipun tidak memberikan perlindungan total, tetapi dapat menurunkan kadar parasit dalam darah, mencegah komplikasi, dan meningkatkan berat badan bayi.
Klorokuin adalah obat yang relatif aman selama kehamilan, dengan dosis 300 mg per minggu. Pemberian dimulai satu minggu sebelum keberangkatan, dilanjutkan selama berada di daerah endemis, dan diteruskan hingga empat minggu setelah kembali.
2. Mengurangi risiko gigitan nyamuk :
Menggunakan kelambu berinsektisida saat tidur.
Mengoleskan obat anti-nyamuk pada kulit.
Menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
3. Pengendalian vektor (nyamuk) :
Membasmi nyamuk dewasa dengan penyemprotan insektisida.
Membunuh jentik nyamuk di genangan air (fogging atau larvasida).
4. Meningkatkan daya tahan tubuh :
Menjaga pola makan dan istirahat yang baik.
Meningkatkan daya tahan tubuh melalui vaksinasi.

Melihat tingginya risiko dan dampak serius malaria pada ibu hamil, terutama di daerah endemis seperti Papua, upaya pencegahan menjadi hal yang sangat penting. Edukasi mengenai gejala, cara penularan, dan strategi pencegahan perlu terus ditingkatkan, baik di fasilitas kesehatan maupun di masyarakat. Pemeriksaan rutin, penggunaan kelambu berinsektisida, serta kemoprofilaksis yang aman selama kehamilan dapat membantu menurunkan angka kejadian dan komplikasi malaria. Kolaborasi antara tenaga kesehatan, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk melindungi ibu hamil dan generasi yang akan datang dari ancaman malaria.
Jika Anda sedang hamil dan berada di daerah endemis malaria, atau mengalami gejala seperti demam dan lemas, segera konsultasikan ke K-Lab Medical Center. Kami siap membantu dengan layanan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Hubungi WhatsApp kami di 081381367915.
Sumber:
Dinas kesehatan Kota Jayapura. Laporan Tahunan Program Malaria (Rekap Data Malaria) 2021. Jayapura; 2021.
CDC – Malaria
Frontiers - Malaria in Pregnancy: From Placental Infection to Its Abnormal Development and Damage
Eddy Suparman, Aloysius Suryawan. Malaria pada Kehamilan. Juni 2004
Comments