Deteksi dini Alzheimer dengan Alzheimer Prediction Test
- klabdigitalmarketi
- 26 Jun
- 3 menit membaca

Alzheimer bukanlah bagian normal dari penuaan. Alzheimer adalah penyakit progresif yang paling sering menjadi penyebab demensia pada kalangan lanjut usia. Penyakit ini terjadi secara perlahan, dimulai dari gejala yang masih ringan, kemudian terus memburuk seiring waktu. Hal ini terjadi akibat akumulasi plak beta amiloid dan jalinan neurofibrilar di otak. Hal ini menyebabkan sel-sel otak mati seiring waktu dan otak menyusut.
Prevalensi Penyakit Alzheimer di Indonesia
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi Alzheimer di Indonesia mencapai sekitar 27,9%, dengan lebih dari 4,2 juta penduduk mengalami demensia. Alzheimerās Association juga mencatat bahwa pada tahun 2021, penyakit Alzheimer merupakan penyebab kematian kelima tertinggi di antara individu berusia 65 tahun ke atas. Sementara itu, berdasarkan data Dementia Statistics, jumlah penderita demensia berusia di atas 65 tahun di Indonesia diproyeksikan akan mencapai 1,6 juta orang pada tahun 2050.
Penyebab Penyakit Alzheimer
Hingga saat ini, penyebab pasti penyakit Alzheimer belum sepenuh
nya dipahami. Kemungkinan besar, tidak ada satu faktor tunggal yang menyebabkannya, melainkan kombinasi berbagai faktor yang saling berinteraksi. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi setiap individu secara berbeda dan meliputi:
Faktor genetik
Riwayat keluarga
Lingkungan
Gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari

Gejala Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer tidak hanya ditandai dengan gangguan ingatan, tetapi juga dapat memengaruhi berbagai aspek kemampuan berpikir dan perilaku. Seseorang dengan Alzheimer dapat mengalami satu atau lebih dari gejala berikut :
Hilangnya ingatan jangka pendek yang mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti lupa janji, menanyakan hal yang sama berulang kali, atau lupa kejadian baru.
Kesulitan dalam mengelola keuangan, membayar tagihan, atau memahami angka dan perhitungan sederhana.
Kesulitan menyelesaikan tugas-tugas rutin,Ā baik di rumah, di tempat kerja, maupun dalam aktivitas sosial atau hobi.
Penurunan kemampuan menilai situasi,Ā seperti membuat keputusan yang kurang bijak atau ceroboh.
Sering salah menaruh barangĀ dan tidak mampu mengingat kembali langkah-langkah untuk menemukannya.
Kebingungan terhadap waktu dan tempat, seperti tidak tahu hari atau kehilangan arah saat berada di tempat yang familiar.
Perubahan suasana hati, kepribadian, atau perilaku, misalnya menjadi lebih mudah curiga, cemas, bingung, mudah marah, atau menarik diri dari lingkungan sosial.
Pentingnya deteksi dini
Banyak masyarakat yang baru menyadari gejala Alzheimer ketika kondisinya telah memasuki tahap sedang atau berat. Pada tahap awal, gejala sering kali bersifat ringan, samar, dan kerap disalahartikan sebagai hal normal dari proses penuaan. Padahal, deteksi dini memberikan peluang lebih besar untuk melakukan pencegahan, intervensi medis, serta perencanaan perawatan yang lebih baik guna menjaga kualitas hidup pasien dan keluarga.
Kini, K-Lab menghadirkan pemeriksaan khusus untuk membantu mendeteksi risiko Alzheimer lebih awal, sebelum gejala berkembang lebih lanjut.

Alzheimer Prediction Test : Pemeriksaan Inovatif untuk Deteksi Dini Alzheimer
Alzheimer Prediction Test adalah pemeriksaan darah yang dirancang untuk memprediksi risiko Alzheimer secara dini. Tes ini mendeteksi fraksi beta amiloid (Aβ), yaitu protein yang diketahui sebagai biomarker utama dalam pembentukan plak amiloid, salah satu penyebab utama kerusakan saraf pada penyakit Alzheimer.
Pemeriksaan ini menggunakan metode imunopresipitasi dan spektrometri massa (LC-MS/MS) untuk mengukur rasio Aβ42 dan Aβ40 secara akurat. Rasio yang menurun dapat menjadi indikator awal adanya penumpukan plak amiloid di otak, bahkan sebelum gejala klinis muncul.
Tes ini juga memiliki keunggulan dibandingkan metode lainnya:
Bersifat non-invasif, karena hanya membutuhkan sampel darah vena. Berbeda dengan analisis CSF yang memerlukan prosedur pungsi lumbal, tes ini lebih aman dan nyaman bagi pasien serta memiliki risiko yang jauh lebih rendah.
Lebih ekonomis dibandingkan PET scan, yang umumnya mahal dan hanya tersedia di rumah sakit dengan fasilitas khusus.
Nyaman, aman, dan lebih mudah diakses, menjadikan tes ini pilihan yang tepat untuk skrining awal risiko Alzheimer, baik di fasilitas primer maupun laboratorium klinik.
Ā
Beta Amiloid 42 sebagai Biomarker Alzheimer
Aβ42 merupakan biomarker utama untuk diagnosis dini Alzheimer yang telah ditetapkan oleh National Institute on Aging dan Alzheimer's Association. Aβ42 lebih mudah menumpuk dan membentuk plak di otak, sehingga dianggap sebagai salah satu biomarker Alzheimer.
Sementara Aβ40 diproduksi lebih melimpah dan lebih stabil, sehingga berguna sebagai pembanding. Dengan mengukur perbandingan Aβ42 dan Aβ40, dapat meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas dalam mendeteksi penyakit Alzheimer.
Siapa saja yang direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan ini?
Individu yang berusia 50-65 tahun. Yaitu individu yang tengah memasuki usia paruh baya, kelompok usia di mana risiko terjadinya Alzheimer mulai meningkat, sehingga pemeriksaan dapat berguna untuk deteksi dini.
Individu dengan riwayat keluarga Alzheimer. Seperti memiliki orang tua, saudara kandung, atau anggota keluarga dekat yang didiagnosis Alzheimer, sehingga risiko penyakit dapat lebih besar dan perlu dipantau lebih awal.
Individu dewasa dengan gejala penurunan fungsi kognitif. Misalnya mengalami beberapa gejala gangguan kognitif ringan, sehingga disarankan untuk menjalani pemeriksaan demi menemukan penyebab dan langkah penanganan yang sesuai.
Jika Anda membutuhkan informasi lebih detail mengenai pemeriksaan ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kami di K-Lab Medical Center, silakan hubungi WhatsApp klinik kami di 0813-8136-7915.
Ā
Sumber ;
Mayo Clinic - Alzheimer's disease
Kemkes.go.id - Mengenal demensia alzheimer pada lansia serta tips merawat demensia Alzheimer
Quest Diagnostics - Dementia: Biomarkers for Differential Diagnosis and Alzheimer's Disease Assessment
CDC.gov ā Alzheimer disease and dementia
ComentƔrios