Mantan penyanyi cilik era 1970-an, Puput Novel, meninggal dunia setelah sekitar tiga tahun berjuang melawan kanker payudara yang didiagnosis sejak 2021. Menurut keterangan keluarganya, meskipun telah menjalani berbagai pengobatan, komplikasi penyakit semakin memperburuk kondisinya. Puput menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu, 8 September 2024, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Â
Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling umum dialami oleh perempuan di seluruh dunia. Meskipun dapat terjadi pada pria, kasus pada wanita jauh lebih banyak. Memahami penyebab dan cara mendeteksi kanker payudara sangat penting untuk mendukung deteksi dini dan pengobatan yang tepat.
Â
Berdasarkan data terbaru dari International Agency for Research on Cancer (IARC), pada tahun 2024 terdapat 20 juta kasus kanker baru di seluruh dunia, dengan 9,7 juta kematian. Sepuluh jenis kanker mendominasi dua per tiga dari keseluruhan kasus, dengan kanker paru (12,4%) menjadi yang terbanyak, disusul oleh kanker payudara (11,6%), kanker kolorektal (9,6%), kanker prostat (7,3%), dan kanker perut (4,9%). Kanker paru, yang merupakan penyebab kematian terbesar di kalangan pria, erat kaitannya dengan tingginya penggunaan rokok, terutama di Asia, sementara kanker payudara menjadi ancaman utama bagi perempuan di seluruh dunia.
Â
Kanker payudara menjadi salah satu jenis kanker paling umum di Indonesia, selain kanker leher rahim, paru, kolorektal, dan lever. Menurut data Globocan dari WHO, pada tahun 2020 terdapat 396.914 kasus kanker baru di Indonesia dengan 234.511 kematian akibat kanker. Sebanyak 70% kasus kanker payudara sudah berada pada tahap lanjut saat terdeteksi, karena banyak perempuan mengabaikan tanda-tanda awal seperti benjolan atau perubahan fisik di payudara. Akibatnya, pengobatan menjadi lebih rumit dan mahal, serta risiko kematian meningkat pada stadium lanjut.
Â
Penyebab Kanker Payudara
Â
Ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara. Namun, penyebab pasti kanker payudara belum sepenuhnya diketahui. Berikut adalah beberapa faktor risiko utama yang dapat berperan dalam perkembangan kanker payudara:
Â
Faktor Genetik
Sekitar 5-10% kasus kanker payudara terkait dengan mutasi genetik yang diwariskan, seperti mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2. Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium lebih berisiko mengembangkan kanker ini.
Usia
Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kasus kanker payudara ditemukan pada wanita di atas 50 tahun.
Hormon dan Reproduksi
Penggunaan terapi hormon pasca-menopause, menstruasi pada usia muda, menopause terlambat, tidak memiliki anak, atau melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Gaya Hidup dan Lingkungan
Faktor-faktor seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan paparan radiasi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Bagaimana Cara Mendeteksi Kanker Payudara?
Â
Deteksi dini kanker payudara sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Beberapa metode yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara adalah:
Â
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dapat dilakukan oleh setiap wanita di rumah. Pemeriksaan ini melibatkan meraba area payudara untuk mendeteksi adanya benjolan atau perubahan yang tidak biasa pada payudara. SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan, beberapa hari setelah menstruasi.
Mamografi
Mamografi adalah pemeriksaan X-ray pada payudara yang sering digunakan untuk mendeteksi kanker payudara, bahkan sebelum gejalanya muncul. Pemeriksaan mamografi dianjurkan untuk wanita berusia 40 tahun ke atas, atau lebih muda jika memiliki faktor risiko tinggi.
USG Payudara
USG payudara adalah tes pencitraan yang sering digunakan untuk wanita yang memiliki jaringan payudara yang padat, atau jika ditemukan sesuatu yang mencurigakan pada mamografi. USG dapat membantu membedakan antara kista berisi cairan dan massa padat di payudara.
MRI Payudara
MRI (Magnetic Resonance Imaging) payudara digunakan sebagai metode deteksi tambahan bagi wanita dengan risiko tinggi, seperti yang memiliki mutasi genetik BRCA1 atau BRCA2. MRI dapat memberikan gambaran yang lebih rinci tentang jaringan payudara.
Biopsi
Jika ditemukan benjolan atau kelainan lain, dokter mungkin akan merekomendasikan biopsi. Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan dari payudara untuk diperiksa di bawah mikroskop guna menentukan apakah jaringan tersebut bersifat kanker.
Â
Penting untuk menyadari bahwa tidak semua benjolan di payudara adalah kanker, namun deteksi dini tetap perlu dilakukan. Menjaga gaya hidup sehat, seperti rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, dan melakukan pemeriksaan payudara secara berkala di klinik K-Lab dapat membantu meminimalisir risiko kanker payudara sejak dini. Hubungi WhatsApp kami di 081381367915 untuk appointment dengan dokter.
Â
Sumber:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240506/3045408/kanker-masih-membebani-dunia/Â
https://www.cdc.gov/breast-cancer/symptoms/index.html
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/breast-cancer/symptoms-causes/syc-20352470Â
Comments