Masalah kesehatan mental atau mental disorder pada anak-anak dan remaja saat ini menjadi isu yang kian mengkhawatirkan. Gangguan mental tidak hanya berdampak pada emosi dan pikiran, tetapi juga berpengaruh terhadap kehidupan sosial, pendidikan, dan kesejahteraan anak secara keseluruhan. Peningkatan kesadaran akan kesehatan mental di kalangan generasi muda membantu dalam mengenali masalah ini lebih awal, namun juga mencerminkan realitas bahwa semakin banyak anak yang mengalami masalah mental. Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih jauh tentang apa itu mental disorder, gejalanya, serta bagaimana cara mengatasinya.
Apa Itu Mental Disorder?
Gangguan mental adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi suasana hati, pemikiran, dan perilaku seseorang. Pada anak-anak, gangguan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti kecemasan, depresi, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD), hingga gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Penyebab dari gangguan mental bisa sangat beragam, mulai dari faktor genetik, tekanan sosial, trauma, hingga penggunaan teknologi yang berlebihan.
Menurut survei kesehatan mental yang dilakukan di Indonesia, satu dari tiga remaja di negara ini mengalami masalah kesehatan mental. Ini menunjukkan bahwa banyak anak dan remaja yang mungkin berjuang dengan masalah emosional yang membutuhkan perhatian serius.
Faktor Penyebab Anak Mengalami Gangguan Mental
Pengaruh Media Sosial Media sosial kini menjadi bagian integral dari kehidupan anak-anak. Sayangnya, penggunaan yang berlebihan dan kurang bijaksana dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti perasaan rendah diri, kecemasan, bahkan depresi. Anak-anak sering kali membandingkan diri mereka dengan orang lain di media sosial yang hanya menampilkan sisi baik dari hidup seseorang. Hal ini menciptakan tekanan psikologis untuk "menjadi sempurna" seperti yang mereka lihat di media sosial.
Tekanan Akademis dan Sosial Tuntutan akademis yang semakin tinggi, persaingan yang ketat, serta tekanan dari lingkungan sosial menjadi faktor yang memperburuk kesehatan mental anak-anak. Banyak anak merasa terbebani oleh harapan yang terlalu besar, baik dari diri sendiri maupun dari orang tua dan masyarakat sekitar.
Pandemi dan Isolasi Sosial Pandemi COVID-19 memperburuk kondisi kesehatan mental generasi muda. Pembatasan interaksi sosial, ketidakpastian ekonomi, serta kabar duka yang terus-menerus muncul selama pandemi memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan mental.
Penggunaan Teknologi yang Berlebihan Generasi Z adalah generasi pertama yang tumbuh dengan teknologi digital sejak usia muda. Meskipun teknologi memberikan banyak manfaat, penggunaan yang berlebihan bisa menyebabkan masalah kesehatan mental. Anak-anak yang terlalu lama berada di depan layar cenderung mengalami gangguan tidur, kecemasan, dan masalah perilaku.
Gejala Mental Disorder pada Anak
Gejala gangguan mental pada anak-anak sering kali tidak mudah dikenali. Namun, ada beberapa tanda umum yang bisa menjadi indikator adanya masalah kesehatan mental:
Perubahan Mood yang Ekstrem Anak yang tiba-tiba menjadi sangat sedih, marah, atau cemas dalam waktu yang lama mungkin mengalami masalah kesehatan mental.
Kesulitan Fokus Anak-anak yang sering kehilangan konsentrasi atau mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas sekolah bisa menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau ADHD.
Perilaku Sosial yang Menurun Anak-anak yang biasanya aktif secara sosial, namun tiba-tiba menarik diri dari teman-teman atau keluarga, bisa jadi sedang mengalami depresi atau kecemasan.
Perubahan Pola Makan dan Tidur Gangguan tidur pada malam hari, baik itu insomnia atau tidur yang berlebihan, serta perubahan drastis dalam pola makan dapat menjadi tanda depresi atau gangguan kecemasan.
Cara Menangani Mental Disorder pada Anak
Mengatasi masalah kesehatan mental pada anak-anak membutuhkan pendekatan yang holistik, melibatkan dukungan dari berbagai orang sekitar seperti orang tua, sekolah, serta profesional kesehatan jika memang dibutuhkan. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
Meningkatkan Kesadaran dan Komunikasi Orang tua dan guru harus lebih peka terhadap tanda-tanda masalah mental pada anak. Membuka jalur komunikasi yang baik serta mau mendengarkan di mana anak akan merasa aman dan nyaman untuk berbicara tentang perasaannya, hal ini sangat penting untuk mendeteksi masalah sejak dini.
Membatasi Penggunaan Media Sosial dan Teknologi Meskipun teknologi dan media sosial menjadi bagian penting dari kehidupan kita saat ini khususnya anak dan remaja, membatasi waktu penggunaan perangkat elektronik dapat membantu mengurangi dampak negatifnya pada kesehatan mental.
Terapi dan Konseling Jika gejala gangguan mental sudah mulai terlihat, penting untuk segera mendapatkan bantuan profesional. Konseling psikologis atau terapi perilaku kognitif (CBT) adalah metode yang efektif untuk membantu anak mengatasi kecemasan, depresi, atau gangguan lainnya.
Menciptakan Lingkungan yang Mendukung Anak-anak perlu merasa didukung oleh lingkungan sekitarnya. Menciptakan atmosfer yang terbuka, penuh kasih sayang, dan tanpa penilaian (judgement) dapat membantu anak merasa lebih aman dan nyaman dalam menghadapi tantangan emosional.
Gangguan mental pada anak-anak bukanlah masalah yang bisa diabaikan. Dengan meningkatnya tekanan dari media sosial, tuntutan akademis, dan dampak pandemi, anak-anak semakin rentan terhadap masalah kesehatan mental. Mengatasi masalah ini memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk orang tua, guru, dan profesional kesehatan. Dengan deteksi dini dan dukungan yang tepat, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang sehat secara mental dan fisik. Yuk jaga kesehatan mental kita dan orang tercinta demi terciptanya lingkungan yang sehat dan damai.
Sumber:
コメント