Di era modern saat ini, menjaga kesehatan seksual menjadi semakin penting. Seiring dengan meningkatnya aktivitas seksual, pemahaman tentang Sexually Transmitted Disease (STD) pun tak boleh luput. STD atau penyakit menular seksual adalah salah satu masalah kesehatan yang sering diabaikan namun memiliki dampak serius bagi kehidupan. Mengenali tanda dan gejala STD sejak dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
Apa itu Sexually Transmitted Disease (STD)?
STD atau infeksi menular seksual (IMS) merupakan infeksi yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual baik vaginal, anal maupun oral. Infeksi disebabkan oleh berbagai macam patogen, termasuk bakteri, virus dan jamur.
Bagaimana Dengan Tanda dan Gejalanya?
Gejala Sexually Transmitted Disease (STD) dapat muncul beberapa hari setelah terpapar. Tetapi mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun sebelum Anda mengalami masalah yang nyata, tergantung pada penyebab STD. Gejala STD dapat bervariasi tergantung pada jenis infeksinya, dan beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali. Berikut beberapa gejala STD menurut Mayo Clinic jurnal yang perlu Anda ketahui:
Ruam kulit: Bisa gatal, perih, atau mengeluarkan nanah. Ruam dapat muncul di berbagai area, seperti alat kelamin, anus, mulut, atau di seluruh tubuh.
Luka: Luka dapat muncul di sekitar alat kelamin, anus, atau mulut. Luka bisa terasa sakit atau perih dan mungkin mengeluarkan nanah.
Keputihan yang tidak biasa: Keputihan yang berwarna hijau, kuning, atau berbau busuk. Keputihan yang lebih banyak dari biasanya dan mungkin gatal atau perih.
Nyeri saat buang air kecil: Nyeri atau rasa panas saat buang air kecil, termasuk kesulitan buang air kecil dan sering buang air kecil.
Pembengkakan kelenjar getah bening: Kelenjar getah bening di sekitar selangkangan membengkak dan terasa sakit.
Gejala lainnya: demam, nyeri otot, kelelahan, diare, mual dan muntah
Komplikasi Apa Yang Dapat Terjadi?
Kemandulan
Baik pada pria maupun wanita, STD dapat merusak organ reproduksi dan mengganggu kesuburan. Contohnya, infeksi klamidia dan gonore dapat menyebabkan peradangan pada saluran tuba pada wanita, yang dapat menyebabkan infertilitas. Infeksi HIV pada pria dapat menurunkan kualitas sperma dan meningkatkan risiko infertilitas.
Kehamilan ektopik
Terjadi ketika embrio tertanam di luar rahim, biasanya di tuba fallopi, kehamilan ektopik dapat mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan medis segera. Risiko kehamilan ektopik meningkat pada wanita dengan riwayat IMS seperti klamidia dan gonore.
Kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan rendah
STD dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Bayi prematur dan bayi dengan berat badan rendah lebih rentan terhadap komplikasi kesehatan dan kematian.
Kanker
Beberapa jenis STD, seperti HPV, dapat meningkatkan risiko kanker serviks, penis, anus, dan hati. Pengobatan STD dini dapat membantu menurunkan risiko kanker.
Infeksi HIV
STD dapat meningkatkan risiko tertular HIV yang melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit lainnya.
Komplikasi lainnya:
STD juga dapat menyebabkan komplikasi lain, seperti radang panggul pada wanita, meningitis, dan kerusakan jantung.
Siapa Saja yang Berisiko?
Siapa pun yang aktif secara seksual berisiko terkena atau menyebarkan PMS. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena infeksi menular seksual antara lain:
Berhubungan seksual tanpa alat pengaman (kondom)
Berhubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan
Memiliki pasangan dengan riwayat STD
Penyalahgunaan obat, narkoba dan jarum suntik yang bergantian
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Sexually Transmitted Disease (STD) memerlukan pendekatan yang komprehensif untuk penanganan dan pencegahannya. Berikut beberapa cara untuk mengatasi STD:
Tidak melakukan hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan (seks bebas)
Melakukan vaksinasi seperti vaksin HPV (Human Papillomavirus) dan Hepatitis B dapat mencegah beberapa jenis STD
Melakukan pemeriksaan skrining STD terutama jika memiliki pasangan seksual baru atau memiliki riwayat infeksi sebelumnya
Apabila Anda telah terinfeksi, lakukan pengobatan secara tuntas dan pasangan seksual Anda juga perlu diobati, meskipun mereka tidak menunjukkan gejala. Hal ini untuk mencegah mereka menularkan infeksi penyakit tersebut kepada Anda lagi atau orang lain.
Hindari berhubungan seksual sampai Anda dan pasangan Anda menyelesaikan pengobatan dan dinyatakan bebas STD oleh dokter.
Beberapa STD, seperti HIV, tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat diobati dengan obat-obatan yang membantu mengendalikan virus dan meningkatkan kualitas hidup. Dukungan emosional dan konseling juga dapat membantu Anda mengatasi diagnosis STD dan menjalani hidup dengan kondisi ini.
Sexually Transmitted Disease (STD) adalah masalah kesehatan yang serius dan memerlukan penanganan yang tepat. Dengan pendekatan yang komprehensif, STD dapat dikelola dengan baik dan risiko penyebarannya dapat diminimalisir. Diagnosis dan pengobatan yang cepat dan efektif adalah kunci untuk mengatasi STD. Langkah-langkah pencegahan seperti penggunaan kondom, vaksinasi, dan pendidikan seksual sangat penting untuk mengurangi risiko penularan. K-LAB Medical Center menyediakan pemeriksaan STD berbasis RT-PCR yang dapat mengidentifikasi 12 patogen penyebab STD meliputi virus, bakteri dan jamur. Lindungi diri Anda dan pasangan Anda dari infeksi menular seksual dengan melakukan reservasi pemeriksaan STD di K-LAB, dan mengatasinya bersama kami dengan segara. Hubungi di nomor 081381367915.
Sumber Artikel
Σχόλια