top of page

Mendeteksi Peradangan Usus Dengan Pemeriksaan Fecal Calprotectin

  • Gambar penulis: klabdigitalmarketi
    klabdigitalmarketi
  • 3 hari yang lalu
  • 3 menit membaca
Mendeteksi Peradangan Usus Dengan Pemeriksaan Fecal Calprotectin

Pernahkah Anda mengalami sakit perut yang datang berulang, disertai diare, atau bahkan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas?


Bagi sebagian orang, keluhan ini dianggap hanya masalah pencernaan biasa, mungkin karena makanan pedas atau stres. Namun, pada beberapa kasus, gejala tersebut bisa menjadi tanda adanya peradangan pada usus yang perlu diwaspadai.


Membedakan gangguan pencernaan biasa dengan penyakit yang lebih serius tidak selalu mudah. Di sinilah pemeriksaan Fecal CalprotectinĀ berperan. Tes sederhana dari sampel tinja ini dapat membantu mendeteksi adanya peradangan pada saluran cerna, sehingga dokter bisa menentukan langkah pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.


Apa itu Fecal Calprotectin?

Fecal Calprotectin tes adalah pemeriksaan untuk mengukur kadar protein calprotectin dalam tinja, yang dapat menunjukkan adanya peradangan pada usus. Normalnya, calprotectin hanya ditemukan dalam jumlah rendah. Jika kadarnya tinggi, itu menandakan sistem kekebalan tubuh sedang mengirim sel darah putih (neutrophil) ke area usus yang meradang. Peradangan ini dapat memicu gejala seperti diare berair atau berdarah, nyeri, dan kram perut yang berlangsung lama atau berulang.


Manfaat pemeriksaan Fecal Caprotectin

Fecal Calprotectin bermanfaat untuk membedakan penyebab gejala gastrointestinal ketika sulit dinilai hanya dari gejala atau pemeriksaan klinis. Tes ini membantu membedakan Inflammatory Bowel Disease (IBD) termasuk kolitis ulseratif dan penyakit Crohn, yang bersifat organik akibat peradangan dinding usus, dari Irritable Bowel Syndrome (IBS), yang bersifat fungsional akibat gangguan motilitas usus.


Meskipun tidak dapat menentukan penyebab pasti peradangan, hasil tes ini sangat membantu dokter untuk memutuskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan, seperti endoskopi atau tes laboratorium lainnya.


Selain diagnosis awal, perubahan kadar Fecal Calprotectin dapat menjadi indikator penyembuhan mukosa atau kekambuhan peradangan, sehingga berguna untuk memantau pasien IBD, mengidentifikasi risiko kambuh, serta memungkinkan perawatan tepat diberikan lebih dini untuk mencegah kerusakan usus dan komplikasi jangka panjang.


Meskipun Fecal Calprotectin adalah penanda peradangan yang sangat sensitif di saluran pencernaan, penanda ini tidak spesifik untuk IBD. Kadar yang meningkat juga dapat ditemukan pada keganasan gastrointestinal, infeksi, polip, dan penggunaan OAINS. Namun, tes ini tetap memiliki keunggulan klinis dibandingkan penanda inflamasi lain seperti CRP plasma dan laju sedimentasi eritrosit (LED).


Mendeteksi Peradangan Usus Dengan Pemeriksaan Fecal Calprotectin

IBD vs IBS

IBD (Inflammatory Bowel Disease) dan IBS (Irritable Bowel Syndrome) adalah kondisi kronis yang dapat memengaruhi orang dewasa maupun anak-anak. Gejalanya sering mirip, seperti diare, nyeri perut, dan kram, yang bisa datang dan pergi. Perbedaan utamanya, hanya IBD yang menyebabkan peradangan pada usus.


  • IBD merupakan kelompok penyakit pencernaan, seperti Penyakit Crohn dan Kolitis Ulseratif, yang ditandai diare berair atau berdarah. Peradangan kronisnya dapat merusak lapisan usus dan diduga berkaitan dengan faktor autoimun maupun genetik.

  • IBS adalah kumpulan gejala seperti kembung, nyeri, kram, diare, sembelit, atau kombinasi keduanya. Tidak ada kerusakan atau peradangan pada usus, dan penyebabnya diduga terkait gangguan komunikasi antara otak dan usus.


Kapan Pemeriksaan Fecal Calprotectin Perlu Dilakukan?

Pemeriksaan Fecal CalprotectinĀ umumnya direkomendasikan ketika seseorang mengalami gejala yang mengarah pada peradangan di saluran pencernaan, terutama untuk membantu dokter membedakan antara Inflammatory Bowel Disease (IBD)Ā dan gangguan usus non-inflamasi.


Gejala IBD dapat bervariasi pada setiap orang dan berubah seiring waktu, meliputi:

  • Diare berdarah atau berair

  • Kram atau nyeri perut

  • Demam

  • Penurunan berat badan

  • Pendarahan rektal

  • Kelemahan


Tes ini juga dapat digunakan untuk membantu menentukan apakah pemeriksaan lanjutan seperti endoskopi (kolonoskopi atau sigmoidoskopi) diperlukan. Bagi pasien yang sudah terdiagnosis IBD, pemeriksaan Fecal Calprotectin dapat dilakukan setiap kali ada dugaan kekambuhan, baik untuk mengonfirmasi aktivitas penyakit maupun menilai tingkat keparahannya.


Apakah Diperlukan Persiapan Sebelum Tes Fecal Calprotectin?

Sebelum pemeriksaan, tanyakan kepada dokter apakah Anda perlu menghentikan penggunaan obat tertentu. Jangan pernah menghentikan obat tanpa persetujuan dokter.

Beberapa obat dapat memengaruhi hasil tes, termasuk:

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) – digunakan untuk meredakan nyeri, misalnya aspirin, ibuprofen, dan naproxen.

  • Inhibitor pompa proton (PPI) – digunakan untuk mengontrol asam lambung dan mengatasi gejala GERD, misalnya omeprazol, esomeprazol, dan lansoprazole.

Ā 

Secara keseluruhan, pemeriksaan konsentrasi Fecal Calprotectin merupakan metode non-invasif yang aman, praktis, dan andal untuk mendeteksi adanya peradangan pada dinding usus. Tes ini membantu membedakan IBD dari IBS, memantau aktivitas penyakit, menilai risiko kekambuhan, serta mengevaluasi penyembuhan mukosa. Selain itu, pemeriksaan ini dapat mengarahkan dokter untuk menentukan perlunya pemeriksaan lanjutan, sehingga membantu mengurangi tindakan endoskopi yang tidak perlu. Namun, karena hasilnya tidak spesifik untuk IBD, interpretasinya tetap harus mempertimbangkan gambaran klinis secara menyeluruh.

Ā 

Sumber :
1.Ā Ā Ā Ā  Medlineplus.com – Calprotectin stool test
2.Ā Ā Ā Ā  NCBI – Faecal Calprotectin
3.Ā Ā Ā Ā  Testing.com – Calprotectin

Comments


© 2025 K-Lab. All rights reserved.

bottom of page